Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Dinkes: Waspada paparan mikroplastik dari air hujan
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-10 11:38:25【Kabar Kuliner】150 orang sudah membaca
PerkenalanKepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Hendra Tarmizi (ANTARA/Azmi Samsul M)Ya sebenarnya kan de

Ya sebenarnya kan dengan cuaca ekstrem ini, kita secara umum mengimbau untuk masyarakat berhati-hati kalau memang hujan. Ya sementara kalau hujan, jangan keluar rumah
Kabupaten Tangerang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mengimbau masyarakat di daerah itu dan beraktivitas di Jakarta untuk mewaspadai dampak paparan mikroplastik yang tersebar dari air hujan.
Kepala Dinkes Kabupaten Tangerang Hendra Tarmizi di Tangerang, Senin, menyampaikan adanya cemaran mikroplastik terhadap udara, khususnya pada uap air hujan tersebut harus diantisipasi agar ngak langsung mengenai tubuh. Pasalnya, kondisi itu akan berpotensi besar pada kesehatan manusia.
"Ya sebenarnya kan dengan cuaca ekstrem ini, kita secara umum mengimbau untuk masyarakat berhati-hati kalau memang hujan. Ya sementara kalau hujan, jangan keluar rumah," jelasnya.
Ia mengangakan dengan situasi cemaran udara dan terjadinya perubahan iklim yang berdampak pada cuaca ekstrem disarankan agar ngak terlalu banyak konngak di luar ruang. Masyarakat, katanya, diusahakan untuk berusaha ngak sering beraktivitas di luar setelah hujan terjadi.
Baca juga: Mikroplastik jadi alergen yang ancam kesehatan kulit
Hal tersebut sebagai langkah antisipasi terjadinya penurunan dan gangguan pada tingkat daya tahan tubuh manusia.
"Mungkin kalau cuaca ekstrem, seperti angin kencang segala macam, mungkin akan terkena segala macam dan akan bermasalah, jadi bahwa ini mereka perlu ingat jangan keluar rumah," paparnya.
Selain itu pihaknya juga mengingatkan agar masyarakat di Kabupaten Tangerang untuk ngak lagi memanfaatkan air hujan sebagai bahan konsumsi sehari-hari.
"Kita memang anjurannya air yang seperti itu, jangan kita konsumsi untuk minum, jangan juga dipakai untuk pengolahan makanan, baik mencuci segala macam itu," ungkapnya.
Baca juga: Jaga daya tahan tubuh cegah sakit akibat hujan mengandung mikroplastik
Sebelumnya Hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik berbahaya yang berasal dari aktivitas manusia di perkotaan.
Peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova di Jakarta menjelaskan penelitian yang dilakukan sejak 2022 menunjukkan adanya mikroplastik dalam setiap sampel air hujan di ibu kota, yang terbentuk dari degradasi limbah plastik melayang di udara akibat aktivitas manusia.
"Mikroplastik ini berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka," kata Reza.
Baca juga: Peneliti BRIN: Penentuan baku mutu mikroplastik butuh waktu lama
Suka(2242)
Sebelumnya: BPBD DKI sudah bersiap hadapi potensi terjadinya banjir rob
Selanjutnya: Kiat merawat kompor di rumah agar awet
Artikel Terkait
- Kapolri cek langsung kesiapan sarpras tanggap darurat bencana
- Baru keluar bui dua bulan, dua pencuri sepeda motor kembali ditangkap
- Malaysia apresiasi ketertarikan Selandia Baru gabung Dewan Halal ASEAN
- Nikita keberatan terhadap vonis empat tahun & denda Rp1 miliar
- 5 makanan sehat ala Jepang, benarkah jadi resep umur panjang?
- Wamenkum minta aturan soal industri tembakau disusun ekstra hati
- Pelatihan penjamah Makan Bergizi Gratis di Palu
- 36 SPPG MBG di daerah 3T Lampung segera dibangun
- Gratis PPN rumah, bisnis properti diperkirakan semakin baik
- Menteri KP siap membangun lab pastikan seafood RI aman dari radioaktif
Resep Populer
Rekomendasi

Klasemen Grup H: peluang Indonesia U

Tujuh aktivitas seru untuk ramaikan Halloween 2025

Kalbe ajak masyarakat kelola gula darah dengan metode 5 J

Wakapolda Sumut: Dapur SPPG Polres Tapanuli Utara layani 1.762 siswa

Kenapa lobster air tawar mudah mati? Ini penyebab dan pencegahannya

Nikita hadiri sidang putusan terkait pemerasan dan TPPU di PN Jaksel

Anak sering mimisan? Jangan panik, ini cara mudah mengatasinya

Dinkes Kota Malang: Penerbitan SLHS memperhatikan sejumlah indikator